RSUD Manado Sudah Soft Opening,  Aktivis Minta APH Telisik Dugaan Penggunaan Material Tidak Sesuai RAB

Manado187 Views

Manado, goldennews.co.id-Pembangunan lanjutan RSUD Manado menjadi perhatian kalangan aktivis. Perhatian itu lebih tertuju pada dugaan pemakaian material yang tak sesuai RAB.

Pemerintah Kota (Pemkot) Manado sendiri sudah melakukan soft opening terhadap rumah sakit yang berlokasi di Jalan 17 Agustus , Teling Atas, Kecamatan Wanea tersebut, Senin (14/11/2022).

Pengguntingan pita saat soft opening oleh Walikota Manado Andre Angouw (Foto: ist)

“Kami ucapkan selamat atas soft opening ini. Tapi saat proses pembangunan lanjutan RSUD Manado ini, kami sering melintas dan kemudian turun melakukan investigasi. Makanya kami tahu banyak kejanggalan pada pekerjaan berbanderol Rp44 miliar ini,” ujar Kaer Hakate, salah satu aktivis LSM kepada wartawan di Manado, Selasa (15/11/2022).

Pengerjaan relif tangga yang ikut dipertanyakan kalangan aktivis (Foto: ist)

Lantas apa saja kejanggalan pembanguna lanjutan RSUD Manado, lantai 4-7 tersebut?  Sekretaris Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Barisan Rakyat Anti Korupsi (Barak), Arzene Tawil  mengurai secara rinci.

“Pekerjaan dinding partosi RAP GRC 4 mili, tapi yang digunakan gipsum 9 mili.  Kemudian rangka holo seharusnya 4 x 4,  temuan di lapangan yang terpasang  3 x 3 dan 3 x 1.5,” ujar Arzene.

Penggunaan material yang ikut jadi sorotan kalangan aktivis (Foto: ist)

Kejanggalan selanjutnya menurut aktivis vokal ini adalah pembuatan reling tangga yang semestinya stenlis, namun yang dipakai pipa giv.  “Lalu ipal sudah tercantum merk, padahal sampai saat ini belum ada,“ Arzene menegaskan.

Aktivis vokal ini juga mendapati pekerjaan MC 1 yang terpasang di lapangan berbeda dengan  apa yang ada di RAB. “Pekerjaan itu harus berpatokan pada RAB, jangan menyimpang,” ucapnya.

Jepretan lain yang diperlihatkan para aktivis (Foto: ist)

Arzene pun mempertanyakan integritas dan kejujuran pelaksana proyek bersama pihak PPK dalam proses pencairan. “Kami memproleh data lalu kalau CCO belum ada, tapi sudah dilakukan pencairan kedua dan ketiga. Kemudian bobot pekerjaan baru sekitar 40 % lalu, tapi sudah dibuat termin 75 %,” ungkapnya.

Arzene juga menyayangkan sikap pelaksana proyek yang terkesan tidak memerhatikan keselamatan pekerja. “Pekerja tidak menggunakan helm. Kondisi ini sangat membahayakan keselamatan mereka,” ucapnya.

Ia meminta aparat penegak hukum (APH) melakukan penyidikan atas  kejanggalan-kejanggalan yang terjadi pada pekerjaan proyek tersebut. “Negara dan masyarakat yang dirugikan dengan pekerjaan seperti itu, kami minta APH turun tangan,” kata Arzene yang dibenarkan Rino dari Gerakan Rakyat Anti Korupsi (Gerak) Sulut.

Diketahui pembangunan lanjutan RSUD Manado dikerjakan PT Peduli Bangsa. Selama pekerjaan, Arzene dan kawan-kawan ikut melakukan pengawasan. “Ini bentuk partisipasi kami dalam pembangunan,” ujar Arzene lagi.

Shop drawing yang ikut dipertunjukkan kalangan akivis (Foto: ist)

Lantas apa kata pelaksana proyek atas kejanggalan yang dibeber para aktivis LSM tersebut? “Makasih infonya pak. Untuk semua perubahan yang terjadi karena kondisi di lapangan, sudah kami cantumkan dalam CCO dan adendum kontrak. Untuk K3 selalu kami siapkan. Kami juga sudah beberapa kali menjelaskan/konfirmasi ke pihak LSM tentang hal yang sama selalu diangkat. Begitu kira-kira pak,” tulis Noval, Project Manager RSUD Manado melalui layanan whatsapp kepada indobrita dan emmc group (grup goldennews.co.id).

Sayang dinas terkait sampai berita ini diturunkan tak mau memberikan penjelasan. Steeve Untu selaku PPK pembangunan RSUD Manado sempat membaca pesan dan permintaan konfirmasi terkait permasalahan ini. Namun, ia tak memberikan tanggapan apa-apa. (*/tim red)