Manado, goldennews.co.id-Luar biasa animo dari Warga Binaan Pemasyarakatan Nasrani yang berada di Rumah Tahanan Negara Kelas IIA Manado dalam memaknai perayaan Jumat Agung. Sebanyak 314 Warga Binaan yang terdiri dari 297 pria dan 17 wanita memadati Gereja Abigail Rutan Manado dengan khidmat dan khusuk mengikuti jalannya Ibadah Jumat Agung yang juga dirangkaian dengan Perjamuan Kudus.
Jumlah kehadiran Warga Binaan di Ibadah Jumat Agung (7/4) merupakan rekor terbanyak selama peribadatan di Gereja Abigail. Pendeta Olvy Suzane Wollah, MTh menjadi Khadim dalam ibadah yang juga diikuti sejumlah petugas pengamanan, dengan mengambil Khotbah dari bacaan Alkitab, Injil Yohanis 19: 38-42 dengan Perikop, Yesus Dikuburkan. Hamba Tuhan yang hampir tujuh tahun dipercayakan Sinode GMIM menjadi Pendeta Pelayanan di Gereja Abigail Rutan Manado menggambarkan tentang pengorbanan luar biasa berat dari Yesus di kayu salib untuk menebus seluruh dosa umat manusia.
‘’Jumat Agung kita peringati sebagai puncak sengsara Tuhan Yesus. Jalan Viadolorosa yang penuh dengan penderitaan. Yesus diolok-olok, dikenakan jubah ungu sebagai bentuk penghinaan. Itulah Yesus yang mati karena menebus dosa-dosa manusia,’’ nilainya.
Menurut Pdt Olvy, tidak ada peristiwa hebat, sehebat pengorbanan Yesus Kristus. ‘’Dan Jumat Agung ini merupakan hari kasih sayang sejati. Bukan hari kasih sayang seperti yang kita biasa rayakan di bulan Februari. Dimana Yesus memberikan cintanya yang luar biasa untuk umat manusia.’’
Sebagai orang percaya, lanjutnya, mengimani dalam segala hal, Tuhan Yesus diatas segala galanya. ‘’Yesus telah memberikan teladan yg baik. Semasa hidup memperlihatkan kerendahan hati, mempersembahkan jiwa raganya untuk keselamatan manusia. Dan bukan seremonial, menjadi teladan bukan batu sandungan buat orang lain. Tugas dan tanggungjawab untuk pemberian diri. Yesus juga telah melayani dan mengampuni walau harus dengan resiko dalam hidupnya.’’
Melalui Jumat Agung ini, Pdt Olvy menilai Yesus telah mengasihi dengan sempurna. ‘’Jadi, kita harus merespon dengan melakukan yang terbaik buat Tuhan. Tidak ada akar pahit, kebencian yang menghantui dan bukan menjadi rutinitas dan jangan menyia-nyiakan kasih karunia Allah, ’’ ungkapnya.
Kepala Rutan Manado, Deny Fajariyanto dan Kepala Satuan Pengamanan Rico Wendur terus memantau jalannya peribadatan dari awal hingga selesai. ‘’Semuanya berjalan lancar ya,’’ pujinya.
Hal senada juga diutarakan Rico Wendur yang intens memantau jalannya peribadatan. Termasuk Komandan Regu Jaga, Rizal Pamikiran dan staf Vickly Moningka yang turut beribadah sambil menjaga keamanan di lingkungan gereja. (ben)